Di buat oleh:
Askuri Bancin&
Adi sugian
Pernahkah Anda menyaksikan upacara di mana seseorang menaburkan tepung putih sambil membacakan doa-doa? Jika Anda berada di Aceh terutama di daerah kota Subulussalam dan Aceh singkil, kemungkinan besar Anda sedang menyaksikan tradisi Tepung Tawar atau yang dikenal juga dengan nama Peusijuek. Tradisi ini bukan sekadar ritual biasa, melainkan warisan budaya yang sarat makna dan telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Aceh selama berabad-abad.
Apa Itu Tepung Tawar?
Tepung Tawar adalah upacara adat daerah Aceh yang dilakukan dengan cara menaburkan tepung beras yang telah dicampur dengan air pada seseorang atau objek tertentu. Kata "tawar" dalam bahasa Aceh memiliki makna "netral" atau "menghilangkan hal-hal buruk". Jadi, tepung tawar secara harfiah berarti upacara untuk menetralkan atau membersihkan dari segala hal negatif.
Upacara ini dipimpin oleh tokoh adat atau orang yang dituakan dalam masyarakat, biasanya disertai dengan pembacaan doa-doa dalam bahasa Arab dan bahasa daerah. Bahan utama yang digunakan adalah tepung beras putih yang dicampur dengan air suci, kadang-kadang ditambah dengan bunga-bunga harum dan daun-daun tertentu.
Momen-Momen Penting Pelaksanaan Tepung Tawar: ada beberapa momen penting yang akan dilakukannya tepung tawar
1. Pernikahan
Dalam upacara pernikahan adat Aceh kota Subulussalam dan Aceh Singkil, tepung tawar menjadi rangkaian yang tak terpisahkan. Pengantin pria dan wanita akan di-tepung tawar sebagai simbol doa agar pernikahan mereka diberkahi dan terhindar dari malapetaka.
2. Menempati Rumah Baru
Ketika seseorang pindah ke rumah baru, tepung tawar dilakukan untuk "membersihkan" rumah dari energi negatif dan mendoakan agar penghuni rumah selalu dalam lindungan Allah SWT.
3. Keberangkatan Haji
Sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, calon jamaah akan di-tepung tawar sebagai bentuk doa keselamatan perjalanan dan kelancaran ibadah.
4. khitanan/sunat
seseorang anak yang akan khitanan atau sunat juga akan di lakukannya tepung tawar sebagai bentuk doa keselamatan dan kebahagian bagi anak.
4. Acara-Acara Penting lainnya
Tepung tawar juga dilakukan pada berbagai acara penting seperti, mendirikan usaha baru, atau bahkan menyambut tamu kehormatan.
Makna Filosofis yang Mendalam
Tepung Tawar di Era Modern
Meski zaman terus berubah, tradisi tepung tawar tetap bertahan dan dilestarikan oleh masyarakat kota Subulussalam dan Aceh Singkil. Bahkan di kota-kota besar seperti Banda Aceh, Lhokseumawe, hingga Aceh Selatan, upacara ini masih rutin dilaksanakan.
dan kita sebagai generasi muda yang mendatang harus menyadari bahwa tepung tawar bukan hanya milik generasi tua, tetapi warisan yang harus terus dilestarikan.
Perbedaan dengan Tradisi Serupa
Meskipun beberapa daerah di Aceh memiliki tradisi serupa, tapi ada perbedaan terkhusus nya Kota Subulussalam dengan Aceh Singkil. Pembacaan doa dalam bahasa Arab yang dipadukan dengan bahasa daerah (pakpak/batak), serta tata cara pelaksanaan yang khas, membuat tradisi ini berbeda di kedua daerah.
1.Makna dan Tujuannya
Aceh Singkil:
Tepung tawar di Aceh Singkil umumnya dilakukan untuk memberikan restu dan perlindungan spiritual, khususnya pada saat pernikahan, khitanan, atau syukuran. Tradisi ini diyakini dapat menolak bala dan membawa keberkahan bagi individu yang diberi tepung tawar.
Subulussalam:
Di Subulussalam, tradisi ini juga memiliki tujuan serupa, namun sering kali lebih menekankan pada nilai persaudaraan dan penerimaan sosial. Tepung tawar menjadi lambang penerimaan seseorang dalam lingkungan adat atau masyarakat, serta simbol peralihan ke tahap kehidupan yang baru.
2. Perbedaan Bahan dan Unsur Tepung Tawar
Aceh Singkil:
Ciri khas tepung tawar Singkil terletak pada penggunaan bahan rempah dan bunga lokal, seperti pandan, serai, air mawar, dan kunyit. Air tepung tawarnya kerap dicampur dengan beras kunyit atau tepung beras halus berwarna kuning. Wewangian yang digunakan biasanya berasal dari bahan alami yang tumbuh di daerah pesisir dan dataran rendah.
Subulussalam:
Tepung tawar Subulussalam lebih sederhana namun tetap sarat makna. Kadang hanya terdiri dari air bunga dan sedikit campuran tepung atau beras yang dihaluskan. Dalam beberapa momen, tepung tawar ini ditaburkan langsung tanpa air, tergantung pada adat marga atau suku dalam masyarakat Subulussalam yang lebih heterogen (bercampur antara Aceh dan suku Pakpak).
3. Cara Pelaksanaan
Aceh Singkil:
Tepung tawar dilakukan oleh tokoh adat atau orang tua, biasanya dengan gerakan melingkari kepala dan tubuh menggunakan daun sirih atau kembang yang telah direndam dalam air tepung tawar. Prosesi dilakukan dengan penuh kesakralan dan bacaan doa.
Subulussalam:
Pelaksanaan di Subulussalam cenderung lebih fleksibel. Tepung tawar bisa dilakukan oleh siapa saja yang dituakan dalam keluarga. Gerakan simbolik seperti menepuk-nepuk bahu atau menaburkan beras di kepala juga umum dilakukan, disertai ucapan syukur dan harapan.
4. Busana dan Simbol Tambahan
Aceh Singkil:
Peserta tepung tawar sering kali mengenakan pakaian adat khas Singkil dengan corak warna kuning keemasan atau merah tua, lengkap dengan hiasan kepala atau aksesori adat lainnya.
Subulussalam:
Karena keberagaman suku di Subulussalam, pakaian adat yang digunakan bisa berbeda-beda. Biasanya orang yang melakukan tepung tawar akan memakai selendang di leher atau di pinggang, sementara yang lain bisa memakai busana suku Pakpak atau Batak.
Kesimpulan
Meski berbeda dalam pelaksanaan dan nuansa, tepung tawar di Aceh Singkil dan Subulussalam tetap menjadi simbol penting dari doa, restu, dan harapan baik dalam setiap tahap kehidupan. Perbedaan ini justru menunjukkan kekayaan budaya yang hidup dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Melestarikan tradisi seperti tepung tawar bukan hanya menjaga identitas daerah, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan spiritual dalam masyarakat. Mari kita jaga dan rawat warisan leluhur ini agar tetap hidup di tengah arus modernisasi.
Pesan untuk Generasi Mendatang
Sebagai warisan budaya yang tak ternilai, tepung tawar mengajarkan kita tentang pentingnya doa, harapan baik, dan kepedulian terhadap sesama. Dalam setiap tetesan air dan taburan tepung, terkandung doa tulus dari hati yang ingin memberikan yang terbaik bagi orang lain.
Bagaimana pendapat Anda tentang tradisi Tepung Tawar? Apakah Anda pernah menyaksikan atau mengalami upacara ini secara langsung? Silakan berbagi pengalaman Anda di kolom komentar!
Tags: #TepungTawar #BudayaAceh #Peusijuek #TradisiAceh #WarisanBudaya #Subulussalam